WHAT'S NEW?
Loading...


Berkolaborasi dengan Line, pengguna di kota-kota besar di Indonesia kini bisa memesan layanan Go-Jek via aplikasi pesan instan tersebut. Namun, untuk sementara ini hanya layanan Go-Ride yang mendukung program ini.

Didukung oleh 200.000 pengendara Go-Jek, program ini bisa digunakan di semua kota yang telah memiliki layanan Go-Jek yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Semarang, Medan, dan Balikpapan.

Menurut keterangan resmi yang tim Tekno Liputan6.com terima, Rabu (13/1/2015), ini adalah pertama kalinya bagi kedua raksasa teknologi Asia untuk bekerjasama dalam sebuah kolaborasi ini.

Dengan fasilitas ini, pengguna dapat menikmati semua keunggulan aplikasi Go-Jek seperti melacak dan mengetahui profil pengendara, memberikan rating, dan fitur-fitur favorit transport lain di aplikasi Go-Jek via aplikasi Line.

Langkah ini sebelumnya dilakukan Uber, yang mana penggunanya dapat memesan taksi via Facebook Messenger. Aplikasi chat milik Facebook tersebut telah digunakan oleh 700 juta orang.

sumber : liputan6.com


Baru-baru ini kabar mengejutkan kembali datang dari Apple. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino itu diisukan sedang mengembangkan sebuah aplikasi yang akan mempermudah pengguna iPhone untuk berpindah ke Android.

Namun, bukan berarti langkah ini merupakan hasil inisiatif dari pihak Apple sendiri. Berdasarkan laporan terbaru dari The Telegraph disebutkan bahwa Apple terpaksa melakukan hal tersebut karena desakan dari beberapa operator asal Eropa.

Mengutip informasi dari laman Venture Beat, Selasa (12/1/2016), Apple disebut secara pribadi telah setuju untuk mengembangkan alat sederhana untuk menolong pengguna memindahkan data seperti kontak, musik, dan foto dari iPhone ke Android.

Langkah ini diambil sebab beberapa operator telko besar Eropa khawatir dengan sedikitnya pelanggan yang memilih pindah dari iPhone. Salah satu penyebabnya adalah kerumitan teknis dalam mentransfer data dari iPhone ke platform lain.

Di sisi lain, beberapa operator pun merasa takut bahwa kesulitan ini akan melemahkan posisi mereka dalam negosiasi komersial dengan Apple. Untuk itu, dengan cara ini diharapkan dapat mendorong dan membantu pengguna iPhone yang ingin berpindah ke Android.

Sekadar informasi, jika benar Apple akan mengembangkan aplikasi ini tentu saja akan menambah daftar aplikasi Apple yang sudah ditujukan untuk Android. Beberapa aplikasi besutan Apple yang sudah hadir di Android adalah Move to iOS, Beats Pill, dan Apple Music.

sumber: Liputan6.com


Dieselgate jadi ganjalan besar buat VW, khususnya di negeri Paman Sam. Salah satu yang ditawarkan VW untuk menyelesaikan masalah itu adalah dengan membeli kembali mobil yang sudah terjual di Amerika Serikat. Hal tersebut diutarakan oleh CEO VW Grup Matthias Muller dalam wawancara dengan CNBC seperti dikutip Reuters (11/1).

"Pada beberapa kasus, sangat mudah memperbaiki mobil. Tapi di kasus lainnya itu sangat mahal. Sementara dalam kasus ini kami menegosiasikan apakah itu akan lebih baik membeli sejumlah mobil kembali," ujar Matthias Mueller di Detroit Auto Show.

Dalam harian Jerman, Sueddeutsche Zeitung melaporkan bahwa minggu lalu VW memperkirakan kemungkinan membeli balik 115 ribu mobilnya di Amerika Serikat. "Secara terori itu memungkinkan," tambahnya.

Pelanggaran aturan emisi yang dilakukan VW berdampak besar pada citranya di seluruh dunia. Untuk memenangkan kembali hati konsumennya, VW menawarkan sejumlah paket goodwill. Niatan baik itu antara lain memberikan dana sebesar 500 dolar Amerika yang bisa dipakai di dealernya, di luar penyelesaian masalah teknis yang harus dilakukan.

Komponen yang diganti dalam kasus ini menurut Autoblog antara lain catalytic converterpada model VW Touareg 3.0 TDI dan 2.0 TDI yang dapat menyesuaikan dengan standar emisi yang berlaku di Amerika Serikat.

Muller sebelumnya mengumumkan penggantian catalytic converter pada 430 ribu VW dari 482 ribu mobil yang terjangkit Dieselgate. "Kami sudah mengerjakannya dan yakin bahwa penggantian itu merupakan solusi teknisnya."


"Kedua generasi semakin terlihat bersaing ketat di dunia kerja karena keduanya memiliki potensi dan keunggulan masing-masing." - Rizka Septiadi, Chief Marketing Officer Karir.com

Banyak yang masih bertanya bahkan tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah Generasi X dan Generasi Y yang ada di dalam dunia kerja.

Generasi X merupakan generasi yang lahir di tahun 1965-1980 (usia 34 tahun ke atas). Generasi X punya karakteristik yang mampu beradaptasi, menerima perubahan dengan baik, dan tangguh karena cenderung mandiri, loyal, dan pekerja keras.

Lebih matang dalam kemampuan mengelola keuangan dan memiliki perencanaan yang lebih baik dari penghasilan yang dimilikinya hanya untuk berinvestasi demi masa depan yang lebih baik itulah Generasi X.

“Tenaga kerja dalam kelompok Generasi X direkomendasikan perlu memiliki strategi perencanaan pengembangan karir yang lebih baik dan lebih jeli melihat peluang untuk dapat bersaing tidak hanya dengan rekan segenerasinya." tutur Dino Martin, CEO Karir.com.

Melalui fitur Salary Benchmark yang live Oktober lalu, Karir.com memberikan panduan pengembangan gaji dan karir, baik bagi Generasi X maupun Generasi Y. Hingga Desember tahun lalu, sudah ada lebih dari 9.000 pengguna yang berasal dari kedua generasi yang menggunakan fitur ini.

Lalu bagaimana dengan Generasi Y?

Generasi Y ialah kelompok generasi yang berusia 34 tahun ke bawah atau sebut saja yang lahir pada periode tahun 80-an hingga 90-an. Generasi yang sudah sangat akrab dengan internet dan media sosial ini tidak takut dengan perubahan, namun sering juga tidak sabar melalui proses untuk menuju ke perubahan itu sendiri.

Karakteristik Generasi Y itu sangat unik karena sudah tumbuh di tengah hiruk pikuk teknologi nirkabel yang sedang berkembang. Maka tidak heran kalau generasi ini sering dikatakan sebagai angkatan kerja yang produktif, penuh kejutan dan ide brilian, dan bisa jadi generasi yang andal.

Data Karir.com menyebutkan bahwa Generasi X (dengan jumlah pengguna fitur sebanyak 1.448 orang) yang menyandang gelar S1 tercatat sebanyak 64% dan tersebar dalam proporsi jabatan sebagai Department Manager (23%), Senior Staff (18%) dan Supervisor (17%).

Sementara kelompok generasi Y (dengan jumlah pengguna fitur sebanyak 5.273 orang), 62% di antaranya tercatat mengantongi gelar S1, dan meski 51% di antara total jumlah pengguna fitur masih berada pada entry level, persentase pada Senior Staff di kalangan kelompok pekerja ini telah mencapai 22% dan pada tingkat Supervisor 13%.

Hal ini menunjukkan bahwa masa atau periode pertumbuhan karir Generasi Y lebih progresif dibandingkan dengan Generasi X.

Nah, setelah Anda mengetahui apa itu Generasi X dan Generasi Y, Anda termasuk generasi yang manakah?

Generasi X ataupun Generasi Y, Anda tetap harus memaksimal diri dalam berkarir dan jangan lupa untuk mencari tahu berapa seharusnya gaji ideal Anda. Caranya? Anda cukup cek dengan fitur Salary Benchmark, fitur andalan Karir.com hasil kerja sama dengan Kelly Services Indonesia dan Fokus Finansial.

Apapun generasi Anda, yang penting harus Anda lakukan adalah menyusun rencana karir dan gaji demi masa depan yang cerah.

Bukan hanya bisa mengecek gaji ideal, Anda juga bisa mengajak teman menggunakan fitur ini dan raih kesempatan memenangkan 1 unit Vespa S!

Ayo semangat kerja lebih baik lagi tahun 2016 ini, Generasi X dan Generasi Y!



sumber : Liputan6.com

Seperti yang kita ketahui, Senin kemarin (11/1/2016), produk Xiaomi terbaru, Redmi 3, resmi diumumkan. Meski dibanderol dengan harga terjangkau, yakni sekitar US$ 106 atau Rp 1,4 jutaan, smartphone ini menawarkan fitur melimpah.

Sebut saja chipset Qualcomm Snapdragon 616, RAM sebesar 2GB, dan ruang penyimpanan internal seluas 16GB yang dapat ditambah dengan microSD hingga 128GB.

Kemudian, penerus Redmi 2 ini mengusung layar 5 inci berdefinisi tinggi (high definition, HD) 720 x 1280 piksel. Di sektor baterai, Redmi 3 dibekali baterai berkapasitas raksasa di kelasnya: 4.100 mAh.

Dengan kapasitas tersebut, waktu bicara panggilan suara (talk time) di Redmi 3 ditingkatkan hingga 80 persen dari pendahulunya Redmi 2.

Mengenai kehadiran dan harga Redmi 3 di Indonesia, tim Tekno Liputan6.com pun menghubungi Channel Sales Director Xiaomi Indonesia, Sri Rezeki Dewi. Sayangnya, wanita murah senyum itu belum memberikan informasi detail terkait Xiaomi Redmi 3 di Tanah Air.

"Mengenai Redmi 3, saya belum dapat memberikan informasi sementara ini. Tunggu kabar baiknya nanti ya," ujar Sri, sapaan akrabnya melalui email, Selasa
Beberapa waktu lalu, Xiaomi dan PT Erafone Artha Retailindo (Erafone) secara resmi membuka gerai bertema khusus pertama di Indonesia, Mi Concept Store.

Gerai ini merupakan tempat di mana para Mi Fans--sebutan penggemar Xiaomi--dapat merasakan produk Mi terbaru dan berkumpul dengan para Mi Fans lainnya.
Bertempat di Sky Bridge Pondok Indah Mall, Mi Concept Store yang membuka layanannya mulai pukul 10.00 hingga 22.00, juga menghadirkan live demo unit produk-produknya bagi para Mi Fans.

Tak hanya itu, para pengguna Mi juga dapat mencicipi service collection point, untuk perbaikan perangkat.


sumber: liputan6.com


Surat Izin Mengemudi (SIM) sepeda motor dipastikan akan diklasifikasikan kembali menjadi tiga golongan. Ketiganya dibagi berdasarkan kapasitas mesin. SIM C diperuntukkan bagi pemilik motor dengan kapasitas mesin di bawah 250 cc, C1 untuk motor di atas 250 cc, serta C2 untuk motor di atas 500 cc.

Lantas, berapa biaya pembuatan tiga golongan SIM ini? Kombes Pol Unggul Sedyantoro, Analis Kebijakan Korlantas Mabes Polri, mengatakan pada dasarnya semua mekanisme kepemilikan SIM sama dengan yang diberlakukan sekarang, termasuk soal biaya.


"Pada dasarnya semua sama seperti sekarang. Misalnya kalau mau bikin baru harus tes teori dan praktik. Termasuk biaya. Saya kira biayanya masih sama Rp 100 ribu," ujar Unggul kepada Liputan6.com,Jumat (8/1/2015).

Menurut laman Satu Layanan, biaya pembuatan SIM baru untuk sepeda motor memang Rp 100 ribu. Tetapi, jika melakukan uji keterampilan mengemudi menggunakan simulator, maka ada biaya tambahan sebesar Rp 50 ribu, serta biaya asuransi Rp 30 ribu.

Tapi, di kesempatan yang berbeda, Kakorlantas Polri Irjen Pol Condro Kirono beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa soal biaya sebetulnya masih dibahas di Kementerian Keuangan. Biaya untuk membuat SIM C1 atau C2 pun masih belum pasti, bahkan berpotensi lebih tinggi dibanding pembuatan SIM C.

Untuk diketahui, kebijakan ini diperkirakan akan diimplementasikan pada April atau Mei tahun ini. Untuk saat ini Korlantas masih melakukan kajian-kajian terkait.


sumber : liputan6.com