Pada musim panas 2014, Universitas Birmingham mengabarkan penemuan bagian dari salah satu Alquran tertua di dunia. Laporan itu menjadi tajuk di berbagai surat kabar.
Sudah seabad lamanya manuskrip berhuruf Arab tersimpan di perpustakaan Universitas Birmingham, Inggris. Naskah kuno -- yang ternyata adalah bagian dari Alquran -- itu awalnya sama sekali tak disadari keberadaannya.
Naskah kuno tersebut adalah bagian dari Mingana Collection, yang terdiri atas 3.000 dokumen dari Timur Tengah yang dikumpulkan oleh Alphonse Mingana, seorang Imam Kasdim (Chaldeans) yang lahir dekat Mosul, Irak, pada 1920-an.
Upaya mengumpulkan naskah-naskah kuno di Timur Tengah disponsori oleh Edward Cadbury -- jutawan yang menjadi bagian dari dinasti pembuat cokelat terkenal dunia.
Hingga suatu hari, seorang peneliti, Alba Fedeli, menelaah lebih dekat laman-laman dalam manuskrip tersebut, ia memutuskan untuk melakukan uji penanggalan radiokarbon (radiocarbon dating). Tak dinyana, hasilnya amat mencengangkan.
Uji penanggalan radiokarbon mengungkap, naskah kuno tersebut setidaknya berusia 1.370 tahun, menjadikannya salah satu Alquran versi paling awal. Manuskrip tersebut ditulis dengan huruf Hijazi -- versi awal huruf Arab.
Namun, pertanyaan-pertanyaan selanjutnya pun berkecamuk. Terutama asal muasal manuskrip kuno itu, seperti dilansir dari BBC, akhir Desember 2015 lalu.
Bahkan ahli dari Timur Tengah mengatakan fragmen itu merupakan versi lengkap Alquran pertama yang dipercayakan kepada Abu Bakar, sahabat Nabi Muhammad. Penemuan itu disebut-sebut sebagai penemuan pertama dalam sejarah Muslim.
Kendati demikian, fragmen itu masih menjadi teka-teki. Kemungkinan besar, lembaran Birmingham yang setidaknya berusia 1.370 tahun, pernah disimpan di mesjid tertua di Mesir, atau yang dikenal dengan Mesjid Amr bin al-As di kota Fustat.
source : liputan6.com